Apa Itu Netizen – Kalau kita berselancar dunia maya, pasti akan bertemu dengan beberapa istilah baru. Bagi generasi kolonial, seringkali istilah-istilah tersebut terasa aneh dan membingungkan. Dan salah satu yang sering muncul di medsos adalah istilah netizen.
Bahkan istilah netizen sendiri menelurkan beberapa istilah turunan seperti netizen milenial, netizen zaman now, netizen gagal fokus, hingga netizen kardus. Nah kalian termasuk yang mana niy?
Saking terkenalnya istilah netizen, sampai-sampai Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan memasukkannya dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Keputusan pemerintah ini tidak main-main, karena semua kosakata yang masuk ke KBBI harus melewati penilaian komisi istilah terlebih dulu. Lalu, apa arti netizen itu?
Kata netizen diambil dari 2 kata, yaitu internet dan citizen (warga). Jadi kesimpulan secara bahasa, netizen artinya warga internet atau sering disebut dengan warganet.
Tapi apakah semua orang pengguna internet bisa disebut netizen? Ternyata tidak. Karena makna secara istilah dari netizen adalah pengguna internet yang terlibat aktif dalam menyampaikan pendapat, opini di berbagai komunitas online.
Biasanya netizen bebas berdiskusi lewat media sosial seperti twitter, Instagram, Facebook, atau melalui blog pribadinya. Jadi kalian menggunakan internet hanya untuk kepentingan pribadi seperti membaca email, berjualan di marketplace, atau sekedar membaca berita online, kalian tidak bisa dikatakan sebagai netizen.
Lalu sejak kapan istilah netizen ini muncul?
Istilah netizen baru booming seiring banyaknya pengguna medsos, tapi istilah ini sebenarnya sudah diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh Michael F Hauben, seorang ahli dan penulis buku tentang dampak sosial internet.
Pada tahun 1993, Hauben menciptakan istilah netizen untuk menggambarkan pengguna internet yang terlibat aktif sebagai warga net dunia.
Dalam salah satu artikelnya, Hauben menganggap pengguna internet sebagai rekan satu negara. Walau secara fisik terpisah jarak ribun kilometer, tapi netizen terhubung melalui jaringan internet global. Secara virtual, kalian tinggal dan bertetangga dengan netizen dari seluruh dunia.
Jadi jaringan internet bisa diibaratkan sebuah negara dengan warganya yang disebut netizen. Adanya teknologi internet menjadikan dunia terasa sempit serta tidak ada batas jarak dan waktu untuk saling berinteraksi.
Masih menurut Hauben, netizen juga memiliki kebebasan berpendapat yang luar biasa. Bahkan kebebasan berpendapat ini memiliki kekuatan untuk mengawasi kerja pemerintah.
Peran netizen
Sebagai bagian dari masyarakat, peran warganet atau netizen tidak bisa dianggal sebelah mata. Dengan kemampuan menyuarakan pendapat atau sekedar menviralkan peristiwa, informasi bisa disampaikan dalam waktu lebih singkat.
Salah satu manfaat netizen adalah untuk mempromosikan produk. Kalau di masa lalu banyak perusahaan yang memerlukan gedung berukuran besar sebagai kantor, sekarang cara ini sudah usang. Perusahaan lebih suka membuat konten di internet dan memanfaatkan komentar atau testimoni netizen.
Apa yang ditulis netizen itu ternyata sangat berpengaruh pada kepercayaan pelanggan. Kalau produk tersebut mendapat ulasan positif, maka besar kemungkinan bakal laku di pasaran.
Netizen juga bisa memanfaatkan dirinya sebagai alat promosi. Dengan pengikut medsos yang sangat banyak, beberapa perusahaan meng-endorse netizen dan berharap pengikutnya membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Seorang netizen yang memiliki konten menarik atau postingannya menarik banyak orang pasti memiliki daya tarik bisnis. Mereka bisa mendapat jutaan Rupiah karena telah di-endorse sebuah perusahaaan. Dengan jumlah pengikut atau follower yang meningkat, siapa saja bisa menjadi endorser.
Tapi perusahaan tidak asal pilih endorser berdasar jumlah pengikut semata. Perusahaan akan mempertibangkan rekam jejaknya juga. Apakah sang netizen tersebut memang pernah menggunakan produk atau profilnya cocok dengan produk tersebut.
Di bidang lainnya, kekuatan netizen juga bisa digunakan untuk menviralkan peristiwa bersejarah. Misalnya saja saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Banyaknya netizen yang menggelorakan event ini di dunia maya membuat nama Indonesia semakin terkenal.
Suara netizen juga sering bermanfaat bagi pembangunan. Karena banyak netizen yang ternyata memiliki ide-ide brilian dalam menangani suatu masalah. Apalagi sebagian besar netizen adalah generasi milenial yang berani beropini dan lebih cepat merespon saat melihat ketidakberesan.
Etika netizen
Sebagai salah satu negara terbesar dalam mengakses media sosial, kekuatan netizen Indonesia memang tidak diragukan lagi. Tapi seringkali komentar yang terlalu tajam atau konten yang kurang beretika bisa mendatangkan masalah. Masih ingat kan dengan beberapa kasus hukum yang diakibatkan komentar di medsos?
Nah agar tidak terjatuh pada kasus yang justru merugikan kita dan keluarga, simak beberapa etika dan tata krama di dunia maya berikut ini.
1.Hindari komentar berbau SARA
Kita semua tahu kalau topik yang berbau SARA sangat sensitif. Kebetulan juga Indonesia merupakan negara multibudaya. Jadi sebaiknya kita menghormati keyakinan masing-masing dan tidak menyampaikan pesan yang mengandung kebencian pada keyakinan atau budaya orang lain.
Selain menimbulkan kegaduhan, tindakan ini juga bisa membuat pelakunya dipidanakan dan terjerat undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
2.Hindari berita hoaks
Tindakan lain yang harus dihindari adalah menyebarkan berita bohong atau hoaks. Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, tindakan ini juga merugikan orang lain. Kalau berita tersebut tidak benar, berarti kita telah menfitnah orang lain.
Tidak hanya itu, pelakunya juga bisa dijerat undang-undang ITE. Nah agar terhindar dari berita bohong, sebaiknya cek dulu kebenaran berita tersebut. Setelah yakin dengan kesahihannya, barulah kita bisa share ke medsos.
3.Tidak mengandung pornografi
Perkembangan teknologi membuat pengguna internet bisa mengakses dan share konten pornografi dengan mudah. Tindakan ini jelas berdampak buruk, terutama bagi anak-anak dan remaja. Selain itu, netizen yang mengunggah konten pornografi juga dianggap melanggar undang-undang dan bisa dimasukkan ke penjara.
4.Bermanfaat bagi orang lain
Banyak topik-topik bermanfaat yang bisa kita bagikan di media sosial. Kita bisa share tutorial, tips, pengalaman, maupun konten berguna lainnya. Karena mendatangkan manfaat, nama kita juga mendapat persepsi yang baik di hadapan publik dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan bagi diri kita.
5.Komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan
Media sosial menjadi tempat dimana kita bebas mengeluarkan opini. Tapi bukan berarti bebas yang kebablasan. Sebaiknya jangan berbicara di luar topik. Misalnya ada diskusi pertandingan sepakbola, jangan berkomentar masalah politik. Karena ini bisa membuat orang lain jengkel.
Netizen berpotensi memberikan peran dalam kemajuan bangsa, tapi itu kalau netizen bisa bersikap cerdas dan beretika. Jadi tetaplah menjadi netizen yang cerdas dalam berkomentar dan memberi manfaat bagi orang lain.