Aupair Adalah– Banyak orang bertanya-tanya, apa itu Aupair di Jerman? Apakah sama dengan pertukaran pelajar (student exchange)? Aupair sendiri adalah semacam program pertukaran kebudayaan dengan bentuk mirip pertukaran pelajar.
Bedanya pertukaran pelajar biasanya melibatkan institusi akademik, seperti kampus atau sekolah SMA yang memiliki sister school. Nah, Aupair sendiri diadakan Pemerintah Jerman terbuka untuk seluruh pemuda internasional yang berniat menimba budaya di Jerman.
Aupair juga merupakan program pertukaran kebudayaan dengan memberikan kesempatan masyarakat Indonesia tinggal di tengah-tengah keluarga Jerman. Sistem ini lebih mirip homestay, sehingga lebih berkesan informal, kekeluargaan dan bercampur langsung dengan kebudayaan Jerman.
Jika anda berada dalam pertukaran akademik. Anda masih bisa bertemu dengan budaya akademik kampus yang bersifat internasional. Nah, aupair ini langsung membuat anda merasakan Jerman sungguhnya di dalam sebuah keluarga asli Jerman.
Berdasarkan dari berbagai pengalaman peserta aupair. Banyak didapat kesan menyenangkan dan lebih bersifat domestik Jerman ketimbang pengalaman internasional. Tetapi dari pengalaman ini timbul steorotip bahwa aupair tidak ada bedanya dengan babysitter. Padahal keduanya berbeda jauh.
Mari kita simak. Walaupun aupair mewajibkan anda tinggal di keluarga Jerman (Gast Familie). Mengerjakan pekerjaan rumah dan melakukan tugas wajib antar jemput anak-anak dari keluarga tersebut. Tetapi peserta aupair tidak berada dalam hukum babysitter.
Karena kontrak antara anda dengan keluarga host (penerima) adalah peserta aupair dimana anda homestay untuk tinggal dalam kebudayaan Jerman. Dan anda mesti tahu bahwa masyarakat Jerman sangat patuh dengan hukum.
Perbedaan selanjutnya adalah, peserta aupair mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga dan melakukan antar jemput anak di bawah jam kerja normal. Jika jam kerja normal adalah 7-8 jam. Maka peserta aupair hanya bekerja antara 5-6 jam.
Pekerjaan ini biasanya membantu mencuci, memasak, menyiapkan sarapan, mengajak main anak-anak keluarga besar hingga menemani mereka berangkan dan pulang sekolah. Bandingkan dengan babysitter yang bekerja dengan jam normal 8 jam sehari.
Selanjutnya, peserta aupair juga mendapat kursus bahasa Jerman. Bahkan persyaratan utama mendaftar aupair adalah melampirkan sertifikat A1 dari Goethe Institute. Lulusan SMA dan menyiapkan diri lahir batin mengikuti kontrak aupair yang biasanya bersifat tahunan (1 tahun misalnya). perpanjangannya tergantung dengan kesepakatan anda dengan keluarga host.
Selanjutnya, peserta aupair juga mendapat uang saku. Serta tentunya akan memperoleh ilmu berbahasa Jerman yang terus diasah ditengah-tengah keluarga Jerman. Anda bisa menyerap etos kerja orang Jerman, dimana menjadi model etos kerja negara-negara maju. Di mayoritas negara eropa (termasuk Jerman). mereka bekerja sesuai jam kerja.
Pada saat kerja mereka benar-benar kerja. Kemudian saat waktunya istirahat ya istirahat. Mereka jarang ambil lembur. Malah memanfaatkan waktu cuti atau liburan untuk pergi ke tempat-tempat wisata.
Maka jangan heran jika liburan musim panas anda akan mendapati turis turis eropa dan jerman berbondong-bondong liburan. Bandingkan dengan etos kerja orang asia, terutama Jepang yang sangat berbeda.
Pada bagian akhir, Jika anda berminat mengikuti program aupair. Usahakan menyiapkan diri beberapa bulan sebelum pembukaan program.
Karena anda membutuhkan sertifikat bahasa Jerman A1, Ijazah lulus sekolah menengah atas atau sederajat, serta tentunya pembuatan visa yang memakan waktu berminggu-minggu. Atau juga persoalan kesepakatan dengan host (gast familie) yang akan menjadi tempat anda nanti tinggal.
Jika anda membutuhkan pendampingan dalam mendaftar program aupair dan memahami aupair adalah salah satu proses dalam mencapai cita-cita anda. Anda bisa bergabung dengan Virtu Education di www.virtueducation.org berlokasi di alamat Bellagio Mall Lt UG, Suite 26-27, Mega Kuningan Barat Kav. E4, Jakarta Selatan.
Virtueducation telah berpengalaman dalam mendampingi peserta program aupair, termasuk penyiapan bahasa, akomodasi, komunikasi dengan host dan tentunya persoalan kekonsuleran seperti visa dan paspor.